Cara Pasang Baja Ringan - Bedakan Jenis Baja Galvalume , Galvanis, Zincalume – Penggunaan baja ringan saat ini untuk rangka atap lebih populer dibandingkan dengan kayu dengan alasan diantaranya harga kayu yang semakin mahal dan sulitnya mendapatkan kayu dengan kualitas bagus, rangka atap dengan menggunakan kayu juga beresiko dimakan rayap dan kayu bersifat merambatkan api beda dengan baja ringan.
Berikut ini adalah penjelasan dari jenis baja ringan yang ada dipasaran :
1. Galvalume
Galvalume atau biasa ditulis dengan “Galvalum” dikembangkan menggunakan konsep dasar perlindungan eloktrolisa atau reaksi pengorbanan diri (sacrificial) dari suatu logam (zinc) untuk melindungi logam lain (baja). Galvalume merujuk pada material baja dengan pelapisan yang mengandung unsur alumunium dan zinc, terdiri dari: 55% unsur coatingnya adalah aluminium, 43,5% adalah unsur seng/zink dan 1,5% unsur silikon.
2. Galvanis
Galvanis, umumnya dikembangkan berdasarkan konsep pelapisan (barrier protection), yaitu melapisi baja dengan material logam lain yang sangat tahan terhadap korosi, namun ada juga yang dikembangkan dengan metode katoda. Lapisan pelindung berkomposisi umumnya 98% Zinc dan 0.2 Al. Kekuatan dan ketahanan baja ringan, tergantung ukuran ketebalan material dan anti karatnya. Untuk iklim indonesia, Zincalume /Galvalume dengan pelapisan aluminium zinc minimum 150 gr/m2 atau Galvanis dengan pelapisan Zinc minimum 180 gr/m2, servis lifenya bisa 25-30 tahun,profil ini memakai baja ringan . G550 sebagai bahan profil rangka. G550 adalah standar awal penggunaan material baja ringan ini dapat diartikan secara teknis daya tahan titik leleh minimum (diakibatkan oleh gaya tarik) adalah 550 MPa (MegaPascal atau KNm) dan tegangan maksimum 550 MPa. Acuan standar awal adalah teknologi yang pertama kali digunakan dan diadopsi dari negara-negara yang sudah maju. Lapisan tersebut ditujukan untuk mencegah korosi galvanik berkarat dan. Istilah tersebut diambil dari nama seorang ilmuwan berkebangsaan Italia Luigi Galvani.
Metode galvanisasi ini sudah dilakukan sejak abad ke 19, dan dipatenkan di Paris oleh Stanislas Sorel di tahun 1837. Galvanisasi dengan produk akhirnya yang sering disebut sebagai Galvanis, melibatkan proses elektrodeposisi dan elektrokimia, metode yang paling lazim digunakan saat ini adalah hot-dip galvanisasi, dimana bagian-bagian baja direndam dalam bak seng cair. Meskipun telah dilakukan proses pelapisan zinc pada baja (galvanis) tersebut, pada tempo 1 tahun biasanya akan tetap timbul karat.
Baca juga : Struktur Rangka Atap Bangunan
Namun pada saat ini banyak perusahaan-perusahaan yang memproduksi rangka atap baja ringan di Indonesia telah menggunakan material dengan standar nasional SNI (Standar Nasional Indonesia). Biasanya untuk menandai hal ini disertakan spesifikasi material pada profil bajanya. Dilihat dari komposisi lapisan pelindung Al(Alumunium) pada Galvalume lebih besar dibandingkan Galvanis, ini berarti Galvalume mempunyai sifat tahan karat/ korosi.
3. Zincalume
Zincalume adalah merk dagang dari salah satu produsen yang cukup ternama dan juga termasuk pioner dalam produk baja ringan, saat ini konsumen mengira bahwa zincalume itu jenis materialbaja ringan padahal ini salah karena kandungan material dalam zincalume ini sama komposisinya dengan kandungan material Galvalume dengan kata lain zincalume sama dengan galvalume. Material Baja Ringan Galvalume inilah yang popular baja ringan dengan lapisan Zinc dan Aluminium. Sifat Aluminium yang tahan karat dikombinasikan dengan Zinc yang keras menjadikan kombinasi dari kedua bahan tersebut lebih tahan karat, kuat dan lebih ringan dibandingkan dengan Galvanis. Bahkan beberapa referensi menyatakan bahwa Baja Ringan ZINCALUME memiliki ketahanan karat/korosi mencapai 4 kali lipat dibanding baja berlapis Galvanis.
Post A Comment:
0 comments: